Suatu hari saya berkesempatan berbagi di hadapan para profesor dan dosen-dosen senior sebuah kampus negeri di surabaya, tentang Gen Z, yang notabene adalah generasi mahasiswa mereka hari ini.
Dalam sesi tersebut, saya menyampaikan bahwa Gen Z di kota besar (yang akses internetnya sudah mudah) itu pembelajar alami, sejak usia sangat muda sudah biasa belajar sendiri lewat YouTube. Misal anak sulung saya masuk Gen Z, lumayan bisa bahasa Korea modal kursus di YouTube.
Salah satu Profesor senior protes. Beliau mengatakan, “Nggak bisa disamakan dong mas, kalo belajar di YouTube kan kualitas ilmunya beda dengan belajar dari kami-kami para dosen… Ilmu kami lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan.”
Selanjutnya saya menantang balik, “Sekarang bahkan profesor-profesor dari kampus-kampus terbaik dunia, banyak yang punya channel YouTube… apakah Bapak mau bilang bahwa ilmu dari Bapak Ibu pasti lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan?”. Beliau-beliau pun tertegun, tampak di wajah sebuah ungkapan, “iya juga sih ya…”
Kalangan Pengajar di institusi, bahkan Pemimpin di organisasi sekalipun, masih banyak yang merasa bahwa, “Sumber kebenaran harus dari saya”, merasa bahwa pengalamannya adalah sumber informasi terbaik. Padahal akses terhadap banyak informasi di luar lingkaran pergaulan kita, terbuka lebar.
Apalagi saat Gen Z sekarang masuk dunia kerja, dimana mereka sejak dini sangat terbiasa mengakses sumber-sumber informasi tersebut.
Pimpinan perlu mendidik timnnya, itu benar. Namun Pimpinan tak bisa hanya sekedar memasukkan pengalaman pribadinya puluhan tahun sebagai kebenaran, dan harus diterima mentah-mentah oleh para Gen Z.
Seorang Pimpinan perlu akrab dengan teknologi. Bahkan mengijinkan tim dari Gen Z mengoptimalkan berbagai teknologi.
Saya punya tim dari Gen Z di bisnis saya, dan selama kerja, saya gak pernah melarang mereka nonton YouTube. Karena dari sanalah mereka banyak belajar. Bahkan bisa saja belajarnya mereka dari YouTube akan menghemat sangat banyak biaya pelatihan.
Bagaimana jika Gen Z ini malah membuang waktu nonton yang enggak-enggak. dan kerjaan gak selesai???
Tinggal dibuat sistem kontrolnya kan?
Ditulis Oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111