WINNING MENTALITY

  • kaniranacoaching
  • Mar 21, 2023

Minggu, 2 Juli 2000, Final pertandingan Euro 2000 mempertemukan Perancis sang juara bertahan piala dunia, melawan negara dengan liga terbaik dunia saat itu, italia.

Pertandingan di Stadion De Kuip, Rotterdam diawali oleh keunggulan Italia lewat gol Marco Delvecchio pada menit ke-55. Sulit bagi Perancis, karena kala itu Dino Zoff (Pelatih Italia) menerapkan strategi Catenaccio, gaya permainan yang menitikberatkan pada pertahanan. Prinsip-nya, kalo ketinggalan gol, membalas Italia adalah kerja berat.

Semua pengamat sudah angkat bendera putih untuk Perancis, karena tiap serangan selalu tergagalkan dan cenderung tidak mengancam. Sampai 6 menit sebelum peluit terakhir, Sylvain Wiltord memberi tendangan rendah ke gawang melewati Francesco Toldo dan melesak masuk. Sontak kejadian itu meluapkan teriakan para fans tim ayam jago, memberi secercah harapan baru.

Saat itu mental Perancis sedang bagus pasca kemenangan di Piala Dunia 1998.
Setengah pemain yang berhasil menggoyong trofi emas, masih bermain di Euro 2000, termasuk Zinedine Zidane sang arsitek lapangan.

Kemenangan mereka dalam menjuarai dunia dua tahun sebelumnya, membangun keyakinan bahwa diri mereka kuat, masih bisa melawan, bahkan tetap punya peluang besar meski kondisi waktu memasuki masa kritis.

Mental ini membuat mereka nothing to lose untuk terus menyerang tanpa kendor hingga titik darah penghabisan, hingga peluit berakhir. Tak ada kata, “Percuma ah, paling juga kalah” dalam benak mereka.

Ini yang disebut WINNING MENTALITY. Dengan mental tersebut, Perancis memanfaatkan dengan baik lewat gol David Trezeguet pada injury time, membawa Perancis menjadi juara Eropa di era milenium.

Dalam memimpin organisasi atau tim, tak jarang kita dihadapkan pada situasi sulit, penuh keterbatasan. Beberapa diantara pembaca pernah melewati beratnya krisis ekonomi 1990, transformasi digital di rentang 2013 – 2019, pandemi COVID di tahun 2020, dan berbagai kejadian diluar kendali yang meluluhlantakkan berbagai tatanan baku serta menuntut setiap Pemimpin berfikir ulang tentang apa yang selama ini dianggap “benar”.

Tak jarang juga kita sebagai Pemimpin menghadapi masalah-masalah kecil harian, kadang tidak terlihat, namun menguras tenaga. Bahkan diantaranya menjadi bom waktu.

Semua itu menguji, apakah kita memiliki WINNING MENTALITY cukup? demi bertahan melakukan upaya terbaik sehingga bisa tetap bergerak dan berfikir solusi-solusi masa depan.

Setiap orang memiliki WINNING MENTALITY. Perancis membangunnya lewat prestasi juara Piala Dunia 1998. Tiap dari kita pasti punya prestasi, entah besar atau kecil. Semua prestasi itu menjadi bibitnya.

Segala akumulasi prestasi kita, dengan penghargaan diri secara tepat, akan membangun WINNING MENTALITY. Maka pupuklah prestasi-prestasi tersebut dengan syukur (tetap dengan evaluasi). Kita tak pernah tahu, kapan bibit itu mekar menjadi mental kuat yang menyelamatkan di tengah krisis.

Ditulis oleh:

Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *