Nasehat bijak yang sering kita dengar berbunyi, “Memimpin orang lain dimulai dari memimpin diri sendiri.”
Seberapa besar fokus kita mengembangkannya selama ini?
Perhatikan betapa mudahnya forum-forum belajar berjudul Bagaimana Memimpin Tim terisi, namun saat tertera Bagaimana Memimpin Diri Sendiri, orang cenderung segan menghadiri (kecuali ‘dipaksa’ Boss).
Kenyataannya, kami sendiri sering menemukan, banyak Pemimpin sulit memimpin secara efektif, justru disebabkan kurang mampunya ia memimpin diri (Self Leadership).
Sebut saja, seorang Pemimpin ingin mengelola tim, tapi tidak dituruti dan diikuti. Satu-dua kejadian, menjadikan Sang Pemimpin baper dan mulai menyalahkan tim tanpa mengoreksi diri. Pada sebagian kasus lain, Sang Pemimpin kehilangan percaya diri, merasa tak pantas memimpin.
Kesalahan komunikasi antara Pemimpin dan Tim tak jarang juga terjadi akibat kurang mampunya Pemimpin melakukan proses Self Leadership. Ditunjukkan oleh enggannya bersabar memahami kondisi riil, tidak mau dberpikir mendalam, dan cenderung sering menganggap diri paling benar.
Sesungguhnya, kunci Self Leadership ada pada KENDALI DIRI. Seberapa mampu Pemimpin mengendalikan diri agar dapat melakukan segala upaya yang diperlukan secara sadar dalam rangka mencapai tujuan.
Kendali diri dalam Self Leadership ini tidak terkait khusus dengan emosi tertentu. Misal, Pemimpin dengan Self Leadership tinggi bukan berarti ia tak pernah marah. Namun ia bisa memutuskan untuk marah saat dibutuhkan, dan meredamnya jika tak lagi diperlukan. Semua diukur seberapa efektif marah itu menggerakkan tim pada tujuan.
Pun seorang Pemimpin dengan Self Leadership tinggi memiliki fleksibilitas, berupa kemudahan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi. Pemimpin ini mudah meyakini sesuatu atau bahkan mengubah keyakinan lama ke keyakinan baru, demi memudahkan pencapaian tujuan. Karena itu ia mudah belajar hal baru.
Karenanya, Pemimpin dengan Self Leadership tinggi takkan mengambil keputusan tanpa jelas esensinya, apalagi hanya karena, “Sudah biasanya seperti ini”. Ia juga tidak reaktif saat mendengar atau melihat kejadian.
Pemimpin dengan Self Leadership tinggi mampu mengelola diri untuk berpikir lebih jernih, mendahulukan kepentingan tim, sehingga setiap keputusannya lebih bijaksana.
Bayangkan Pemimpin yang labil emosinya, mudah bereaksi tanpa berpikir panjang, mengambil keputusan berdasarkan ego pribadi, hanya memikirkan bagaimana dirinya selamat tanpa peduli nasib timnya. Teknik-teknik mengelola tim dalam ilmu manajemen manapun sulit diterapkan olehnya. Apalagi Pemimpin seperti ini akan sulit belajar ataupun diajari serta dilatih.
Tak heran, nasehat untuk mendahulukan Self Leadership, begitu penting. Karena dengan beresnya Self Leadership, memimpin tim jadi jauh lebih mudah. Bahkan dalam taraf minimal, tanpa teknik macam-macam pun, Sang Pemimpin tetap bisa mengelola timnya melalui panutan untuk ditiru.
Ditulis oleh:
SURYA KRESNANDA
Head Coach at Kanirana
0811 2244 111