Larry King, sang pembawa acara LARRY KING LIVE di CNN membeberkan rahasianya tentang seni bicara yang membawanya bisa mewawancarai banyak tokoh seperti Bill Clinton dan Frank Sinatra.
Salah satunya adalah, menjadi OTENTIK, apa adanya.
Pembicara yang baik, berbicara tanpa beban. Dan beban tersebut dengan mudah dilepaskan saat ia menyampaikan perasaannya saat itu. Apakah tegang? grogi? Artinya, mengatakan secara terbuka bahwa, “Saya sedang grogi nih sekarang,” justru menjadi kunci untuk memudahkan proses selanjutnya. Hal ini berlaku saat berbicara di depan public maupun obrolan personal.
Nasehat King tentu berkebalikan dengan banyak tips bahwa berbicara perlu menonjolkan kelebihan dan menyembunyikan kelemahan. namun saya pribadi setuju dengan Larry.
Bicara soal pemimpin yang komunikatif, akan mampu berkomunikasi dengan cair kepada tim, justru saat sang pemimpin tak berusaha menjadi malaikat serba sempurna.
Bayangkan kalau pemimpin selalu menghadirkan kehebatan diri tanpa kelemahan. Tim mungkin kagum, namun merasa jauh seakan pemimpin itu adalah makhluk tak terjangkau. Lebih bahaya lagi, nyambung dengan tulisan kemarin, bisa menghadirkan ekspetasi tim kelewat tinggi.
Menjadi pemimpin apa adanya… tak takut menunjukkan sisi lemahnya sebagai sesama manusia kepada tim, menjadikan tim mudah menggapai sang pemimpin untuk turut berkontribusi memberi masukan serta dukungan.
Dengan rela menunjukkan sisi lemah pun, terbuka kesempatan sang pemimpin belajar dari timnya. Akibat positif dibelakang, engagement dan ownership tim terhadap kelompok, semakin tinggi.
Tentu ‘menunjukkan sisi lemah’ tetap perlu dibarengi dengan integritas dan totalitas memimpin. Seorang pemimpin yang sama-sama manusia dengan tim, mencontohkan untuk berani melangkah duluan, paling besar berkorban, dan siap belajar tanpa henti. Hal-hal tersebut dapat menjadi role model positif dalam rangka menjadikan tim bertumbuh dan terus ber-progress bersama.
Mari menjadi pemimpin otentik, apa adanya.
Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111