Kita menyekolahkan anak, untuk mendukung pendidikan yang gak bisa kita penuhi, yaitu ilmu pengetahuan. Maka kita menyerahkan ke guru, karena lebih paham tentang itu.
Meski begitu, tanggung jawab pendidikan paling utama tetap di orang tua, apalagi soal pendidikan karakter, akhlak, sikap. Hal-hal tsb tak bisa di outsource-kan ke sekolah sepenuhnya.
Analogi ini mirip dengan hubungan Pimpinan dan Learning Center / Lembaga Diklat / Corpu atau apapun namanya. Para Pimpinan menyerahkan ke Learning Center agar timnya dilatih keterampilan kerja. Tapi pendidikan utama tim ya tetap tanggung jawan Pimpinan.
Bagaimana tim mengimplementasikan ilmu hasil pelatihan di situasi nyata, bagaimana membentuk karakter, kedisplinan, sikap profesional, dll… itu ada di tangan Pimpinan, apapun namanya (supervisor, manajer, dll.), karena tim sehari-hari interaksi kerjanya bersama sang Pimpinan.
Tiap Pimpinan adalah ‘orang tua’ bagi tim. Ada tugas manajerial dalam bentuk delegasi, koordinasi, menagih laporan, dll… namun ada juga tugas pengembangan, dimana pimpinan perlu menjadi Guru, Mentor, Pembimbing untuk memastikan timnya bertumbuh secara optimal dalam konteks pekerjaan.
Setuju?
Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111