Ngajarin dan ngebimbing manusia… kadang makan ati.
Udah diajarin, ga ngerti.
Udah dibilangin salah, masih ngulang kesalahan.
Udah diperingatkan, tetep aja ngotot.
Memang itulah menariknya manusia. Ia punya pikiran sendiri, emosi pribadi, membuatnya unik. Akibatnya, gak selalu bisa kayak mesin yang tinggal ‘pencet tombol’ masalah beres.
Di sini juga letak kelebihan manusia. Dengan segala uniknya ia bisa berkembang, tidak statis. Jika benda mati makin di pake makin aus, otak dan fisik manusia makin ‘dipake’ justru makin berkembang.
Salah satu contohnya, manusia bisa belajar dari kesalahan. Malah sebagian besar proses bertumbuh dalam hidupnya, kebanyakan berawal dari kesalahan.
Maka, Menjadi Mentor artinya belajar sabar dengan kesalahan Mentee. Nggak selalu yang kita ajarin, bisa mentee terapkan. Banyak faktor dimana Mentee perlu malakukan penyesuaian, misal dengan kebiasaan lama yang kadung terbentuk tahunan.
Mentor musti sabar menemani, mendampingi, apalagi saat Mentee merasakan beratnya kegagalan berserta segala akibatnya.
Bukan gak mungkin Mentor juga menyediakan ruang salah, mengizinkan Mentee gagal agar belajar. Sembari siap menjadi ‘tempat kembali’.
Mari dampingi Mentee menjalani kesalahan & kegagalan.
Ditulis Oleh :
- Surya Kresnanda
- @suryakresnanda
- 0811 2244 111