Pandangan-pandangan humanisme melahirkan berbagai nasehat bahwa, “Pemimpin harus jadi pendengar yang baik…”, atau, “Pemimpin perlu memahami setiap Timnya…”. Semua berujung pada prinsip ‘memanusiakan manusia’.
Pandangan itu baik. Tapi jika diterapkan secara ekstrim, justru melahirkan Pemimpin lemah yang merasa harus menyesuaikan diri terhadap semua hal pada diri Timnya. Pemimpin ini jadi sulit tegas, tidak punya pendirian. Walhasil malah terlihat plin-plan di hadapan Tim.
Di sisi lain, saat didengungkan sebagai kebenaran mutlak, secara bersamaan melahirkan para anak buah penuntut yang merasa berhak menilai atasannya sebagai atasan baik atau buruk secara subyektif, hanya berdasar pada, “Boss itu bikin gue nyaman…” dan, “Dia Boss yang pengertian banget…”, dimana segala penilaian itu sangat pribadi dan tak berkaitan dengan target-target perusahaan / organisasi.
Sekali lagi, pandangan humanisme diatas, sifatnya baik. Tapi jaga agar tak terlalu ekstrim, dan hindari tuk menjadikan itu sebagai satu-satunya kebenaran secara mutlak. BAHAYA.
Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111