BELAJAR TAPI PENGENNYA NGARBIT

  • kaniranacoaching
  • May 25, 2023
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrOqlopLG9kBSIuvzCjzbkF;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1685036201/RO=11/RU=https%3a%2f%2fhohero.com%2f2017%2f01%2fmacam-macam-gaya-belajar%2f/RK=2/RS=4heLxmQQ9MRc6PlPexrsBtHHhOQ-

Alkisah di suatu sore, seorang pria datang pada saya, pengen berguru, katanya.
Mengingat level kualitas pribadi, saya belum nyaman buat disebut Guru. Tapi ya saya bantu aja semampunya.

Dia pengen diajarin gimana caranya berkarir sebagai Trainer Profesional. Oke, saya kasih beberapa gambaran. Saya ajarkan langkah-langkah. Pertemuan diakhiri dengan arahan,
“Kamu kerjakan langkah nomor 1, minggu depan kita ketemu lagi ya.”

Minggu depan, sehari sebelum pertemuan yang dijanjikan, masuk pesan singkat. Bunyinya gini, “Mas, maaf besok saya ga bisa datang. Ada hal yang perlu saya selesaikan. Saya udah paham musti gimana… Ilmu Mas pekan lalu keren, makasih banget ya… Menginspirasi”.

‘Udah paham musti gimana’… Oke…
Padahal yang saya ajarin itu hanya permukaan yang punya banyak syarat ketentuan berlaku. Syarat-syarat itu memang rencananya diajarkan satu-satu, pelan-pelan, biar gak overload. Makanya saya arahkan buat ngelakuin 1 hal dulu.

Udah gitu, sepengalaman saya, kalaupun syarat ketentuan berlaku sudah dicapai pun tetap butuh bertahun-tahun melatihnya. Paling minimal kalo cepet banget, berbulan-bulan. Gak bisa dalam hitungan hari langsung berhasil. Artinya proses dia berjalan untuk belajar masih panjang.

Dan begitu pesan singkat tersebut masuk, dia sudah gak pernah ngontak lagi. Merasa sudah dan tahu kunci-kunci yang dibutuhkan, tanpa tahu syarat-syarat di baliknya, tanpa terlatih melakukannya.

Walhasil, sampai sekarang ya dia belum berhasil menerapkan dengan optimal. Struggle dengan upaya ini dan itu dalam menafsirkan sendiri apa yang saya ajarkan. Dimana berbagai penafsirannya ternyata ya melenceng.

Mungkin saya memang bukan ‘Guru’ yang baik. makanya masih belum berani menyatakan diri sebagai Guru-nya seseorang. Namun ini jadi pelajaran pribadi bagi saya, bahwa belajar gak boleh ngarbit. Semangat tinggi pengen asal cepet, merasa bisa hanya dengan sedikit pengetahuan, sehingga enggan menimba ilmu lebih dalam dan pengennya asal action aja.

Kadang ada hasrat dalam diri ini untuk menghindari Guru yang susah, Guru yang malah nambahin tugas berat harian. Tapi coba bayangin, yang akan berubah nantinya siapa?
Ya saya sendiri. Berarti ya saya yang musti jalanin berat prosesnya kan. Justru dengan adanya Guru sebagai pengarah, trial error dalam menjalani beratnya proses, bisa dikurangi.

Karena itu, belajar musti sabar. Ikuti prosesnya, tanpa buru-buru pengen bisa sendiri. hindari cepet puas dengan sedikit informasi, karena yakinlah pengetahuan itu terlalu luas dibanding persepsi kita sendiri.

Cari seorang Guru dan percayakan diri kita padanya, karena meski gak ada Guru sempurna, paling tidak ia lebih banyak tahu sehingga mampu menuntun kita untuk berprogress kedepan.

*Catatan dari pengalaman pribadi, Oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *