Buku PSYCHOLOGY OF MONEY karya Morgan Housel punya pandangan menarik tentang ‘bebas finansial’.

BEBAS FINANSIAL yang begitu diidamkan kawula muda dua dekade belakangan, bukan terjadi karena kita punya uang sebanyak-banyaknya tanpa harus bekerja keras. Bebas Finansial versi Housel adalah, saat kita butuh sesuatu, hati gak berat buat ngeluarin duit.

Lagi pengen sesekali makan sesuatu yang beda, ya makan aja. Meski harus bayar lebih.

Lagi pengen sesekali liburan ama keluarga, ya liburan aja, gak perlu itung-itung terlalu puyeng.

Termasuk pas butuh keluar uang lebih saat ada yang sakit, ya tinggal dikeluarin dengan cepat dan ringan.

Nah…
Kata Housel, rasa Bebas Finansial ini lebih banyak terbantu untuk diwujudkan justru saat kita punya tabungan dalam jumlah besar.

Housel bahkan mengutamakan tabungan daripada investasi aset, di tengah banyaknya nasehat mengatakan bahwa menabung itu rugi karena nilainya turun terus. Alasannya masuk akal. Meski turun, tapi aman. Sedang investasi di aset tertentu, biasanya antara resiko tinggi, atau tidak liquid sehingga sulit di-uang-kan secara cepat.

Jadi Housel justru mendorong kita buat nabung, nabung, dan nabung.
Memang ada nasehat jalan lain selain nabung, bahkan investasi pun diajarin. Tapi Housel tetep menekankan nabungnya gak boleh lewat.

Untuk punya tabungan, tentu sejak awal perlu memilah mana yang butuh dan mana yang sekedar pengen, mana yang urgent dan mana yang enggak, mana yang jadi barang konsumtif dan mana yang bakal menghasilkan uang baru.

Setelahnya, setiap uang masuk, selalu fokuskan untuk menabung, menabung, menabung.

Sudah rajin menabung?

Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111