Sejak kuliah sampai sekarang, saya suka naik kereta. Dari jaman beli tiket pake calo, sampe manajemen yang sangat rapi dan profesional ini.
Perjalanan kereta bukan jalur dekat. Seringnya ujung ke ujung, bolak-balik Surabaya-Bandung, atau Surabaya-Jakarta. Semua itu ditempuh minimal 8jam, maksimal 14 jam perjalanan.
Naik pesawat jelas lebih cepat, kisaran 2 jam. Bandingin aja, naik kereta bisa 4-6 kali lipat naik pesawat! Lantas kenapa orang tetap pengen kereta? Jalur ujung ke ujung yang saya sebut tadi, sering penuh lho.
Pertanyaannya gini…
Dengan waktu tempuh 4-6 kali lipat lebih lama, apa ADDED VALUE yang ditawarkan kereta? BANYAK ternyata.
- Untuk sekarang, jelas HARGA. Sebagian besar orang memilih kereta karena lebih murah.
- SIMPLE. Ini alasan utama saya memilih kereta. Gak ada pengecekan barang masuk scan, harus buka sabuk segala. Cek KTP cukup sekali.
- DEKAT KERAMAIAN. Lokasi stasiun biasanya dekat pusat kota sehingga kalau sudah sampai tujuan, mau lanjut agenda kemana-mana gampang cak cek gercep.
- JADWAL. Demi agenda di jakarta jam 8 pagi, lebih nyaman buat saya berangkat jam 8 malam dan tidur di kereta, subuh-subuh sampe, daripada dipaksa bangun jam 2 pagi dalam kondisi ngantuk musti ngejar ke bandara. Saya juga ga harus ninggalin keluarga lebih cepet buat nginep semalam dulu di hotel tempat tujuan.
- ME TIME. Alasan ini mungkin cuma pas buat saya dan beberapa orang. Bagi pribadi introvert seperti saya, naik kereta itu ‘me time’, dimana bisa merenung sendiri, baca buku sendiri, nonton sendiri, tanpa gangguan.
Poin-poin di atas kita kenal dengan istilah ADDED VALUE (Nilai Tambah)
Bisnis itu gak harus sempurna, dan gak ada yang sempurna. Mungkin resto kita menunya gak seenak resto sebelah, variannya gak sebanyak resto di seberang. Bagaimana agar tetap menang?
Sebagai Pemimpin perlu cermat menganalisis dan memutuskan strategi. Jangan melawan kekuatan lawan dengan kelemahan kita.
Ingat kisah David (Daud) VS Goliath. David gak berusaha menyaingi kekuatan fisik Goliath. Mau diapain juga jelas gak sebanding. Maka David melawan dengan kecepatan dan serangan jarak jauh melalui kemampuannya bergerak cepat dan melontar pake ketapel, yang memang sudah menjadi keahliannya sejak lama. Bahkan dalam kisahnya, David menolak saat ditawarkan baju Zirah oleh Raja Saul. Sebab, “Akan membebani pergerakanku”
Kecepatan jelas adalah kelemahan kereta dan kekuatan pesawat. Mau dilawan gimana pun gakkan bisa menang. Kereta memainkan added value lain.
Tanpa menu lebih enak dan beragam, added value apa yang bisa diberikan dan lebih daripada resto depan, juga resto sebelah? bisa kuatkan pelayanan, keramahan nuansa rumah, atau malah menu aneh sensasional yang bikin orang pengen viral-in.
Gak perlu khawatir jika gak sempurna. Asalkan added value kita jelas, dan memang dibutuhkan oleh pasar. Tentu pastikan, adanya added value itu, juga good for business, dalam arti lain, memang mendatangkan keuntungan fiansial yang jelas.
Ditulis oleh :
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111